PERSEDIAAN PENGAMAN
A.
Pengertian
Persediaan pengamanan (safety
stock) menurut Freddy Rangkuty (2004:10) adalah persediaan tambahan yang
diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan
(stock out).
Sedangkan menurut Sofyan Assauri
(2004:186) sama halnya dengan pengertian Freddy Rangkuty yaitu persediaan
tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadi
kekurangna bahan (stock out).
Sedangkan pengertian menurut Fien
Zulfikarijah (2005:96) Safety stock merupakan persediaan yang digunakan dengan
tujuan supaya tidak terjadi stock out (kehabisan stok).
Oleh karena itu, Safety stock
merupakan dilema, dimana adanya stock out yang akan berakibat terganggunya
proses produksi, namun denagn adanya stok yang berlebihan akan membengkakkan
biaya penyimpanannya. Oleh karena itu dalam penentuan safety stock harus
memperhatikan keduanya, dengan kata lain dalam safety stock diusahakan
terjadinya keseimbangan diantara keduanya. Dalam penentuan safety stock pada
level tertentu tergantung pada jenis pemesanan persediaan di masing-masing
perusahaan apakah didasarkan pada quantity.
B.
Tujuan dan Keuntungan
Persediaan Pengamanan
Tujuan
persediaan pengamanan untuk meminimalkan terjadinya stock out dan mengurangi
penambahan biaya penyimpanan dan biaya stock out total. Biaya penyimpanan
disini akan bertambah seiring dengan adanya penambahan yang berasal dari
reorder point oleh karena adanya safety stock.
Keuntungan
adanya persediaan pengamanan adalah pada saat jumlah permintaan mengalami
lonjakan, maka persediaan pengamanan dapat digunakan untuk menutup permintaan
tersebut.
C.
Faktor Pendorong
Persediaan pengamanan
Menurut
Fien Zulfikarijah (2005:144-145) ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
perusahaan melakukan persediaan
pengamanan, antara lain :
1.
Biaya atau kerugian
yang disebabkan oleh stock out tinggi.
Apabila bahan yang
digunakan untuk proses produksi tidak tersedia, maka aktivitas perusahaan akan
terhenti yang menyebabkan terjadinya idle tenaga kerja dan fasilitas pabrik
yang pada akhirnya perusahaan akan kehilangan penjualannya.
2.
Variasi atau
ketidakpastian permintaan yang meningkat.
Adanya jumlah
permintaan yang meningkat atau tidak sesuai dengan peramalan yang ada
diperusahaan menyebabkan tingkat kebutuhan persediaan yang meningkat pula, oleh
karena itu perlu antisipasi terhadap
safety stock agar semua permintaan dapat terpenuhi.
3.
Resiko stock out
meningkat.
Keterbatasan
jumlah persediaan yang ada dipasar dan kesulitan yang dihadapi perusahaan
mendapatkan persediaan akan berdampak pada sulitnya terpenuhi persediaan yang
ada di perusahaan, kesulitan ini akan menyebabkan perusahaan mengalami stock
out.
4.
Biaya penyimpanan
safety stock yang murah.
Apabila
perusahaan memiliki gudang yang memadai dan memungkinkan, maka biaya
penyimpanan tidaklah terlalu besar. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi
terjadinya stock out.
D. Faktor-Faktor Yang Menentukan Besarnya Persediaan Pengaman
Faktor-faktor yang menentukan besarnya persediaan pengaman menurut
Sofjan Assauri (2004;186) diantaranya adalah :
Sofjan Assauri (2004;186) diantaranya adalah :
1.
Penggunaan
bahan baku rata-rata
Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama
periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan
bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan karena setelah kita
mengadakan pesanan penggantian, maka pemenuhan kebutuhan atau permintaan dari
pelanggan sebelum barang yang dipesan datang, harus dapat dipenuhi dari
persediaan yang ada. Kebutuhan atau permintaan dari pelanggan biasanya turun
naik (variable) dan tidak dapat diramalkan dengan penuh keyakinan. Oleh
karena itu walaupun kita telah meramalkan atau menaksir penggunaan untuk
kebutuhan atau permintaan pelanggan, akan tetapi tetap ada resiko yang tidak
dapat dihindarkan bahwa persediaan yang telah ditetapkan sebelumnya atas dasar
taksiran tersebut habis sama sekali sebelum penggantian bahan atau barang dari
pesanan datang. Turun naiknya penggunaan ini membutuhkan kita mencari metode
untuk dapat memperkirakannya. Yang sering dipergunakan adalah rata-rata hitung
(average mean). Disamping rata-rata, perlu juga diketahui penyimpangan
dari rata-rata tersebut, karena adanya penggunaan yang turun naik.
2.
Faktor
waktu atau lead time (procurement time)
Yang dimaksud dengan lead time adalah lamanya waktu antara
mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan
yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan. Lamanya waktu tersebut
tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan yang lain, tapi bervariasi.
Oleh karena itu, untuk suatu pesanan yang dilakukan, lamanya waktu ini harus
diperkirakan atau ditaksir, walaupun resiko kesalahan masih tetap ada karena
mungkin lebih besar atau kecil. Biasanya persediaan yang diadakan adalah untuk
menutupi kebutuhan selama lead time yang telah diperkirakan.
Akan tetapi apabila kedatangan bahan tersebut terlambat atau
lead time yang terjadi lebih besar daripada yang diperkirakan, maka persediaan yang ditetapkan semula tidak dapat memenuhi kebutuhan penggunaan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya persediaan penyelamat, untuk menghadapi keterlambatan kedatangan bahan yang dapat mengakibatkan kemacetan produksi. Perkiraan atau penaksiran lead time dari suatu pesanan yang dilakukan, biasanya dengan menggunakan rata-rata hitung dari lead time dari beberapa kali pemesanan sebelumnya. Sedangkan resiko kesalahan dari perkiraan ini diatasi dengan menetapkan persediaan penyelamat dapat didasarkan atas deviasi standar dari lead time dari beberapa kali pemesanan sebelumnya tersebut atau dengan melihat kemungkinan (probability) dari adanya keterlambatan kedatangan bahan dari beberapa pemesanan yang lalu.
lead time yang terjadi lebih besar daripada yang diperkirakan, maka persediaan yang ditetapkan semula tidak dapat memenuhi kebutuhan penggunaan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya persediaan penyelamat, untuk menghadapi keterlambatan kedatangan bahan yang dapat mengakibatkan kemacetan produksi. Perkiraan atau penaksiran lead time dari suatu pesanan yang dilakukan, biasanya dengan menggunakan rata-rata hitung dari lead time dari beberapa kali pemesanan sebelumnya. Sedangkan resiko kesalahan dari perkiraan ini diatasi dengan menetapkan persediaan penyelamat dapat didasarkan atas deviasi standar dari lead time dari beberapa kali pemesanan sebelumnya tersebut atau dengan melihat kemungkinan (probability) dari adanya keterlambatan kedatangan bahan dari beberapa pemesanan yang lalu.
E. Metode
Penentuan Persediaan Pengamanan
1) Intuisi
Persediaan ditentukan
berdasarkan jumlah safety stock pengalaman sebelumnya, misalnya 1,5 kali; 1,4
kali dan seterusnya selama lead time.
2) Service
level tertentu.
Metode ini mengukur
seberapa efektif perusahaan mensuplai permintaan barang dari stocknya. Dalam perhitungan digunakan probalitas untuk
memenuhi permintaan, untuk itu diperlukan informasi yang lengkap tentang
probalitas berbagai tingkatan permintaan selama lead time karena sering kali
terjadi variasi. Variasi ini disebabkan oleh fluktuasi lama lead time dan
tingkat permintaan rata-rata.
3) Permintaan
dengan distribusi empiris.
Metode ini didasarkan
pada pengalaman empiris dimana dalam penentuan stock didasarkan pada kondisi
riil yang dihadapi oleh perusahaan.
4) Permintaan
distribusi normal.
Permintaan yang
dilakukan oleh beberapa pelanggan memiliki jumlah yang berbeda-beda, walaupun
demikian dengan menggunakan asumsi permintaan bersifat total akan dapat
dilakukan perhitungan dengan distribusi normal
5) Permintaan
berdistribusi poisson
Pada saat jumlah permintaan
total merupakan permintaan dari beberapa pelanggan dimana setiap pelanggan
hanya membutuhkan sedikit barang, maka sedikit sekali kemungkinan produsen akan
memenuhi kebutuhan satu pelanggan dalam jumlah yang besar. Dengan adanya rata-rata tingkat pemesanan
yang konstant dan interval waktu jumlah pemesanan tidak tergantung pada
lainnya, maka penentuan safety stocknya dapat menggunakan pendekatan distribusi
poisson dengan syarat jumlah permintaan rata-rata selama lead time sama atau
kurang dari 20
6) Lead
time tidak pasti
Adanya jumlah
permintaan yang tidak pasti pada periode tertentu akan berakibat lead time
untuk setiap siklus pemesanan bervariasi. Untuk itu perusahaan akan berusaha
menyediakan safety stock selama lead time.
7) Biaya
stock out
Peningkatan biaya
penyimpanan akan meningkatkan service level, sehingga semua usaha yang
digunakan untuk menutup semua level yang memungkinkan pada saat terjadi lead
time permintaan merupakan tujuan yang sulit dicapai.
IS3PLB
BAB
III
PENUTUP
1.
Simpulan
Pentingnya persediaan pengamanan
disebabkan karena kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan karena proses
terhenti, variasi permintaan yang sangat variatif, resiko stock out dipasar
(pemasok) meningkat dan kemungkinan biaya safety stock yang lebih murah.
Penentuan safety stock dapat dilakukan
mulai perhitungan yang sangat sederhana yaitu dengan menggunakan intuisi sampai
dengan menggunakan pendekatan ilmiah atau menggunakan alat statistik baik
dengan distribusi normal maupun poisson yang kesemuanya bertujuan untuk menentukan
safety stock yang terbaik.
2. Saran
Suatu
perusahaan perlu adanya menerapkan persediaan pengamanan agar saat terjadi
stock out pengirim barang yang terlambat, perusahaan memiliki persediaan barang
di perusahaan sehingga proses produksi akan tetap berjalan.
DAFTAR
PUSTAKA
Novandi, MR.
2014. Bab 2 Persediaan. Repository.widyatama.ac.id. Diunduh pada 13/12/2016
Komentar
Posting Komentar